30 June, 2013

Review Film Refrain


Judul Film : Refrain
Pemeran : Afgansyah Reza (Nata), Maudy Ayunda (Niki), Chelsea Elizabeth Islan (Ana), Maxime Bouttier (Oliver), Stevani Nepa (Helena)
Sutradara : Fajar Nugros
Produksi : Maxima Pictures
Tanggal rilis : 20 Juni 2013
Diadaptasi dari novel dengan judul yang sama karya Winna Efendi

Akhir Juni ini, muncul (lagi) film adaptasi dari novel, Refrain. Film garapan Maxima ini beraliran romantis dengan dipenuhi bintang-bintang baru dan muda sebut saja Maxime dan Chelsea Elizabeth.

Sinopsis
Film ini berceritakan tentang persahabatan Niki dan Nata yang sudah terjalin sedari kecil. Keduanya menjejaki masa remaja bersama-sama. Mereka bahkan bertaruh. Siapa yang lebih dulu jatuh cinta, harus segera bercerita. Suatu ketika sekolah mereka kedatangan murid baru yang bernama Ana. Ana ini merupakan anak dari artis favorit Niki.

Persahabatan Nata dan Niki pun semakin berwarna dengan kedatangan Ana. Tanpa diduga, ternyata Niki disukai oleh Oliver, cowok basket dari sekolah lain. Singkat cerita mereka berpacaran. Hal itu yang membuat Nata cemburu. Nata menyimpan rasa cinta untuk Niki yang tidak disadari oleh Niki. Persahabatan mereka semakin runyam ketika Ana mengutarakan perasaannya kepada Nata. Dengan sedih, Nata mengucapkan bahwa dia mencintai Niki. Niki yang mencuri dengar pembicaraan tersebut sontak kaget. Sejak saat itu hubungan persahabatan Nata dan Niki menjadi berantakan. Mereka tidak bisa lagi sedekat dahulu. Dalam kejauhannya dengan Nata, Niki yang masih berpacaran dengan Oliver bimbang. Di tengah kebimbangannya itu, dia putus dengan Oliver karena Oliver menganggap Niki mencintai Nata.

Di pesta prom sekolah, Niki yang sedianya berpasangan dengan Oliver datang sendirian. Di luar dugaan, Oliver datang dengan Helena, kapten cheerleader. Helena yang pendendam dan tidak mau kalah. Dalam situasi tersebut, Nata yang kesal dengan Oliver langsung memukulnya lalu pulang bersama Niki. Disitu Nata mengatakan bahwa dirinya akan menempuh pendidikan musik di Austria. Niki terkejut dan menagis. Dia bahkan tidak sempat mengantarkan kepergian Nata di bandara. Niki hanya dititipi sebuah surat beramplop biru yang berisikan rasa cinta Nata kepadanya.

Gambar beralih ke lima tahun setelahnya. Tampak Niki menjadi desainer muda yang berbakat. Ketika sedang mencari sesuatu, dia menemukan surat dari Nata dahulu. Akhirnya dia memutuskan untuk menyusul Nata seorang diri ke Austria. Niki menemukan Nata yang sedang menyanyikan lagu ciptaannya yang berisikan ungkapan hatinya kepada Niki di hadapan dosen pengujinya. Mengetahui kedatangan Niki, Nata kaget dan bahagia. Di akhir cerita, keduanya menaiki kereta kuda. Disitu Niki memberikan sebuah surat balasan kepada Nata. Isinya, It's always been you too. Film ditutup dengan keduanya saling menggenggam tangan di atas kereta kuda.

Review
Saya belum membaca novelnya ketika menonton film ini. Sehingga penilaian saya memang berdasarkan film semata. Selesai menonton film ini, ada banyak sekali pertanyaan yang masih mengganjal. Seperti kenapa film ini diberi judul Refrain. Karena sejak awal hingga akhir saya tidak menemukan kata Refrain. Mungkin judul lagu yang dibawakan Nata di akhir adalah Refrain. Itupun hanya spekulasi saya. Lalu, keberadaan ibu dari Ana. Diceritakan Ana selalu ditinggal ibunya dan Niki ngefans dengan ibunda Ana. Tapi tidak ada signifikansi dan keberlanjutan dari kisah tersebut. Yang tertinggal setelah menonton film ini cuma lagu "Pesan Cinta" yang dibawakan Nata saat pensi sekolah.

Secara umum, film ini saya katakan tidak bagus. Refrain gagal menunjukkan keistimewaannya diantara puluhan film bertema dan beralur sejenis. Setiap scene nya dapat ditebak dengan mudah. Tidak ada adegan klimaksnya. Sehingga emosi yang dibawa juga datar-datar saja. Saat Niki dirundung bimbang atau saat Nata mengungkapkan perasaanya pun terasa datar. Alurnya juga berantakan. Saya katakan film ini ibarat ftv yang biasa ada di tv-tv. Bedanya mungkin ada pada kualitas gambarnya saja. Afgan juga belum berhasil memunculkan karakter Nata. Saya dibuat bingung dengan penokohan Nata ini. Begitupun dengan tokoh Oliver. Sebenarnya saya berharap akan ada dialog puitis romanis dalam film ini. Namun nyatanya nihil. Dialognya datar bahkan seperti tak berperasaan. Tak ada kata-kata indah. Surat cinta Nata pun saya kira akan sangat putis, namun ternyata juga tidak. Sisi romantisnya tidak tersentuh sama sekali. Mungkin kekuatan film ini hanya terletak pada citra Maudy Ayunda dan Afgansyah Reza.

Sisi positifnya film ini ada pada Maudy Ayunda. Dia berhasil membawa karakter Niki yang tidak jauh beda dengan karakter Kugy-perannya di film sebelumnya. Selain itu yang tak bisa lepas diperhatikan adalah fashion dari Niki. Fashionnya cantik dan menarik. Cocok untuk Maudy Ayunda. Kharisma Afghan juga cukup bermain. Siapa yang tidak betah menonton lesung pipi pria berkacamata ini. Lagu yang dibawakan Afghan di akhir cerita juga cukup bagus. Meskipun liriknya juga tidak begitu dalam.

Film ini cocok untuk penggemar Maudy Ayunda dan Afghan. Tapi untuk Anda yang berharap untuk mendapatkan suguhan film yang manis, Anda pasti gigit jari. 
- QT/\QU-
*review ini berdasarkan pendapat pribadi.
Amelia Putri Rizqiani Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

No comments:

Post a Comment